Renungan Pukul Tiga Pagi..

mesinketikrusak
5 min readOct 22, 2018

--

from previous my tumblr post

Somebody said that stay awake ‘till or beyond 3am is not good..

Somebody would say that comeback to religion needs is our last choice if there’s no option there

Somebody said that when he was young he often spent a time at the coffee shop or bar ‘till 3am or more

Somebody tells me that he used to stay awake in early morning just for working his project or assignment

Okay. So, what’s next?

(Assalamu’alaikum..)

Mungkin dari kita semua memiliki banyak kenangan memori asam-pahit-manis (no garam/salt here even micin) di jam jam ini. Memasuki umur remaja, sampai kepala dua pun, perlahan namun pasti akan banyak memori di waktu jam tiga pagi yang terendapkan dan terkadang special, memalukan, terlupakan, biasa aja, mencekam, sampai lucu bahkan.

patrick makan krabby patty di jam tiga pagi..

Mulai dari nongkrong di warkop semaleman dan terus takut pulang rumah didamprat ortu, bela belain berangkat pagi buta untuk cari sunrise ke bukit/gunung, foya foya macam kids-jaman-now ke pub/bar dan berakhir nontonin atau malah mungkin kitanya yang muntah muntah terus pulang pulang sempoyongan sambil ngelantur macam orang stress, deadline tugas yang dikumpulin pagi hari dan fakta yang ada kita adalah seorang deadliner specialist atau salah tugasnya yang terlampau banyak dan butuh waktu banyak, sengaja belajar di malem hari karena emang golongan manusia nokturnal atau mungkin bobo dulu, masih ngobrol intens (dan masih di warkop/manapun tempatnya) membahas mulai daro hal receh semacam gossip sampai obrolan serius, atau baca buku favorit sampe lupa waktu, atau mungkin masih mainan hape liatin status (di jaman fb) — mention+rt (jaman twitter) — story ama postingan (jaman ig), masih main DotA, masih internetan entah buka web apapun itu, dan lainnya lagi. Itu juga masih belum semuanya juga.

Itu masih segelintir tingkah manusia mengarungi malam hingga pagi di masa kini di kalangan anak-anak muda. Coba bandingin ama masa muda kids jaman old, atau mungkin masa-masa awal peradaban? Andai ada catatan historis yang merekam masa masa yang mirip seperti masa kini, sepertinya pekerjaan sosiolog mempelajari perilaku masyarakat akan semakin bertambah banyak, he he.

Ada baiknya mungkin jika kita bedah satu persatu masyarakat jadi sub-sub kelompok kecil menurut profesi/kegiatannya, tentang bagaimana mereka mengarungi malam hari menuju pagi hari, terutama kaum pekerja dan mahasiswa yang menjadi kaum yg mendominasi umur-umur pemuda (17–30 tahun).

Banyak orang (masyarakat perkotaan terutama) memiliki cara tersendiri dalam mengarungi malam menuju pagi. Kaum pekerja akan memilih kopi dalam sarana meningkatkan fokus ketika mengerjakan ini-itu yang jadi tugasnya dengan alasan utama kandungan kafein yang menambah fokus, ditemani kepulan asap rokok untuk mereka yang perokok. Lainnya mungkin memilih membuka laptop dan browsing apapun yang menurutnya menarik, atau bermain game online sebagai sarana melewati jalannya waktu malam hari. Sisanya akan memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku, mulai dari yang ringan semisal novel sampai buku non-fiksi ilmiah. Kalangan yang lebih spesifik semisal mahasiswa umumnya memilih malam hari dengan mengerjakan tugas, atau sekedar membuka textbook/slide kuliah sampai berakhir ketiduran atau malah berakhir menggantinya berpaling ke hal lain yang lebih menarik.

Tiga pagi memang waktu spesial, perlahan-lahan mulai selevel dengan arti-arti semacam kata “senja” , “hujan” dan menginterpretasikannya dengan memorable moment ala-ala anak masa kini utamanya pemuda Indonesia. Bahkan ada band juga namanya tigapagi, FYI.

Banyak dari kita yang kurang atau sepenuhnya sadar jika waktu ini masa aktif-aktifnya beberapa manusia melakukan aktivitas yang benar benar dari hatinya, berbanding terbalik dengan kegatan manusia pada umumnya yang berkisar dari pagi sampai sorenya yang kebanyakan based on his/her responsibility, semisal belajar, bekerja di kantor, berdagang, berurusan dengan orang-orang yang masih merupakan bagian dari pekerjaannya. Bergantung pada kesibukan, perilaku ,suasana hati dan kondisi fisik pun, kegiatan seseorang di malam hari bisa ditebak. Jika kondisi fisik kurang fit, kecenderungan untuk tidur lebih tinggi. Jika kondisi fisik masih cukup memadai, akan beda ceritanya.

Pada dasarnya, kegiatan apapun itu yang berpotensi menambah kesenangan dalam otak cenderung lebih dipilih. Yah, dari sini bisa kita simpulkan bahwa manusia memiliki banyak cara dalam menghabiskan sisa-sisa waktu dalam fasa pergantian hari, walau sebenarnya kegiatan semacam ini kurang baik jika dijadikan kebiasaan. Why?

Bukan mau berkata kebiasaan (begadang) ini kurang bagus. Kenyataan berkata memang demikian halnya, namun tergantung juga jam ini dilihat seperti apa, dalam rangka apa. Atau, mungkin ada kegiatan yang dirasa lebih worth it dilakukan daripada berbaring tidur yang kita pun tidak tahu pasti bisa bangun sesuai ekspektasi kita, semisal ada kegiatan di pagi hari.

bingung kok terus nak..

Ada salah satu solusi bagus yang bisa dilakukan untuk mengatasi kegalauan untuk tidur atau begadang, dengan tanpa memikirkan keputusan apa yang kamu ambil dalam mengarungi malam itu. Solusi lain yang bisa dilakukan untuk menghindari hal demikian bisa dengan bangun dan mengawali hari di jam tiga pagi. Banyak orang yang lebih memilih waktu tidur singkat demi produktivitas lebih, termasuk Sang Raja penemu dari Menlo Park Thomas Alva Edison, yang mengaku tidur 3-4 jam sehari demi bisa belajar dan melakukan lebih banyak hal. Pun ajaran beberapa agama juga menyaranankan untuk beribadah di jam-jam dinihari dengan imbalan pahala yang besar.

Ada salah satu solusi bagus yang bisa dilakukan untuk mengatasi kegalauan untuk tidur atau begadang, dengan tanpa memikirkan keputusan apa yang kamu ambil dalam mengarungi malam itu. Solusi lain yang bisa dilakukan untuk menghindari hal demikian bisa dengan bangun dan mengawali hari di jam tiga pagi. Banyak orang yang lebih memilih waktu tidur singkat demi produktivitas lebih, termasuk Sang Raja penemu dari Menlo Park Thomas Alva Edison, yang mengaku tidur 3-4 jam sehari demi bisa belajar dan melakukan lebih banyak hal. Pun ajaran beberapa agama juga menyaranankan untuk beribadah di jam-jam dinihari dengan imbalan pahala yang besar.

At the end, produktivitas lebih memiliki harganya, salah satu nya adalah waktu, yang konon katanya lebih mahal dari uang. Tiga pagi hanyalah representasi angka waktu ketika suhu malam hari pada puncaknya, suasana sepi, langit gelap gulita dihiasi oleh manik manik bintang di angkasa dan bulan ketika cerah, dan mendekati waktu terbitnya fajar dan berkumandangnya adzan waktu shalat subuh, termasuk kegiatan menulis ini, sebagai tempat buang hajat informasi yang bertumpukan di otak menunggu dikeluarkan. Maaf bila ada salah kata.

Selamat Beraktivitas kembali. Kurangi begadang, hai anak muda kata Abang Rhoma..

(Wassalamu’alaikum..)

--

--

mesinketikrusak

Amor fati, tombo ati . Goresan pena tuk tuangkan gelisah